DASAR-DASAR ILMIAH PANCASILA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEMIS DAN LOGIS, PENGETAHUAN SISTEM FILSAFAT
Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu, ilmu,
menurut The Liang Gie (1998:15) merupakan seraingaikan kegiatan manusia dengan
peikirian dan menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan sekumpulan
pengetaahuan yang teratur mengenai genjala-genjala alami, kemasyarakatan,
perorangan dan tujuan mencapai kebenaran, memperloleh pengalaman, dan
memberilan penjelasan, atau melakukan penerapan. Pengertian ilmu dapat
dijelaskan dengan tiga segi yakni kegiatan, tata cara, dan pengatahuan yang teratur
sebagai hasil kegiatan.
Syarat-syarat pengetahuan ilmiah
Pengetahuan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat syarat sebagai
berikut:
1. Berobjek yang
artinya memiliki sasaran atau objek material dan titik perhatian tertentu atau
objek formal.
2. Bermetode yang
artinya mempunyai metode berarti memiliki seperangkat pendekatan sesuai dengan
aturan-aturan yang logis.
3. Bersistem yang
artinya memiliki sifat sistematis atau bermaksa kebulatan dan ketuhanan.
4. Bersifat universal
yang artiya memiliki sifat yang objektif.
Dari pembahasan secara ilmiah ini diketahui bahwa terdapat
kesatuan logis dari pancasila. Roseslen Abdul Gani salah sesseorang tokoh
BPUPKI menoloak pendapat yang mengatakan bahwa pancasila tidak mempunyai
kesatuan logika. Dalam menguatkan posisi argumenya. Abdul Gani mengutip
pendapat khain yang mengatkan pancasila adalah sebuah sintesis dari
gagasa-gagasan islam modern, ide demokrasi ,sosialisasi, dan gagasan demokrasi
asli seperi dijumpai di desa-desa dan didalam komunalisme penduduk asli,
juga,bersandar pada pendapat khain, Abdul Gani mengatakan bahwa pancasila
adalah satu filsafat social yang sudah dewasa. Konsekuesinya dengan sifat
pancasila yang demikian hendaklah dilaksanakan sebaik-baiknya dalam arti
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
B. Dasar-Dasar Ilmiah Pancasila sebagai Suatu Kesatuan
Sistematis dan Logis
1. Kesatuan Yang
Sistematis
2. Pancasila yang
terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sitem filsafat.
3. Sistem adalah
suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama,
untuk suatu tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
Jadi Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila
Pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi
sendiri-sendiri. Namun secara keseluruahan merupakan suatu kesatuan yang
sistematis.
2.
Kesatuan Yang Bersifat Organis
Pancasila merupakan suatu kesatuan
yang majemuk tunggal dan bersumber pada hakikat manusia “monopluralis”
yakni :
1. Susunan kodrat,
jasmani rohani.
2. Sifat kodrat,
individu- makhluk social.
3. Kedudukan kodrat,
pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME.
4. Kesatuan Yang
Bersifat Hirarkis, Berbentuk Piramidal
Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya, dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari
sila-sila di mukanya. Sila I menjadi basis dari Sila II, III, IV dan V.
Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, serta berkeadilan sosial, sehingga setiap sila terkandung sila-sila
lainnya.
C. Pengetahuan Sistem
Filsafat, Perbandingan dengan Sistem Filsafat Lainnya.
Sistem adalah suatu kesatuan prosedur
atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, bekerja sama
sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga membentuk suatu tujuan yang
sama.
Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita-citakan.
Sistem Filsafat adalah kumpulan
atau kesatuan pemikiran/ajaran yang saling berhubungan dan mampu menjangkau
seluruh realitas yang ada, mencakup pemikiran teoritis tentang realitas adanya
tuhan, alam, dan manusia, untuk mencapai tujuan tertentu. Pancasila dikatakan
sebagai Sistem Filsafat, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan
(theologi), nilai manusia (antropologi), nilai kesatuan (metafisika, yang
berhubungan dengan pengertian hakekat satu), kerakyatan (hakekat demokrasi) dan
keadilan (hakekat keadilan).
Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem
filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis
sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme,
liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain paham filsafat di
dunia.
1. Dasar Ontologis
Sila-sila Pancasila
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang
memiliki hakikat mutlak, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai
dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.
2.
Dasar Epistemologis Sila-sila
Pancasila
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem
pengetahuan. Kalau manusia merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan
demikian mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis dari Pancasila.
Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu : pertama
tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan
manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.
Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka
moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan
suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.
3.
Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam
apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.
Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Nilai Material :
segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai Vital :
segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau
kegiatan.
3. Nilai Kerohanian :
segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat dibedakan atas empat
tingkatan sebagai berikut:
·
Nilai kebenaran : nilai yang
bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.
·
Nilai keindahan/estetis : nilai yang
bersumber pada perasaan manusia.
·
Nilai kebaikan/moral : nilai yang
bersumber pada unsur kehendak (will, wollen, karsa) manusia.
·
Nilai religius : nilai kerohanian
tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan
manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan jika dibandingkan dengan filsafat-filsafat lainya
yaitu :
1. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa
hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Dengan kata lain
Materialisme merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak
ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
2.
Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan
filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan
dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang
bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
3.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan
melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting
melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu.
4.
Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi. Berikut ini pembahasan
mengenai komunisme.
1. Paham yang
menganut ajaran Karl Marx yang bercita-cita menghapus hak milik perseorangan
dan mengganti hak milik secara bersama (dikontrol pemerintah).
2. Religiusisme mempunyai
pengertian sebagai paham atau keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci,
menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara
hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar
tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan
oleh kekuatan gaib suci tersebut.
3. “Utilitarianisme”
berasal dari kata Latin, utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
4. Sosialisme adalah
paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang
produktif dan membatasi milik perseorangan.
5. Kata kapitalisme
berasal dari capital yang berarti modal, dengan yang dimaksud modal adalah alat
produksiseperti misal tanah, dan uang. Dan kata isme berarti suatu paham atau
ajaran. Jadi arti kapitalisme itu sendiri adalah suatu ajaran atau paham tentang
modal atau segala sesuatu dihargai dan diukur dengan uang.
6. Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap
bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.
1. Adanya suatu teori
bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran.
2. Untuk menyatakan
eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas
pikiran.
3. Realitas
dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala pisikis seperti pikiran-pikiran,
diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan
dengan materi.
4. Seluruh realitas
sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak
ada.
5. Hanya ada
aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak
bersifat fisik.
D. Pancasila Sebagai Sisten dan Unsur Sistem
Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang
berbeda, hal ini dapat dilihat dari sila yang memiliki ragam makna yang
berbeda, namun sistem juga memiliki kesatuan yang utuh dan bulat. Sila sila
dalam pancasila saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Diantaranya pancasila sebagai dasar negara yang mempunyai fungsi
sebagai pedoman didalam berbangsa dan bernegara juga sebagai moral bangsa
Indonesia dalam membentuk suatu Negara .
Unsur unsur pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang digali
dari bangsa Indonesia itu sendiri. Berikut ini merupakan pemaparan contoh unsur
unsur pancasila digali dari bangsa Indonesia.
1. Ketuhanan Yang
Maha Esa adalah prisnsip yang berisi tuntutan untuk bersesuai dengan hakekat
“Tuhan”, yang dibuktikan dengan adanya kepercayaan dan agama yang ada di
Indonesia sepanjang sejarah dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Kemanusiaan yang
adil dan beradab yaitu prisnsip yang berisi tuntutan untuk bersesuai dengan
hakekat “Manusia”, yang sudah terdapat dalam diri bangsa Indonesia sejak dahulu
yang dapat ditinjau dari unsur kemanusiaan yang adil dan beradab dari satu
generasi kegenerasi lain yang tidak terputus-putus.
3. Persatuan
Indonesia adalam prisnsip yang berisi tuntutan untuk bersesuai dengan hakekat
“Satu”, yang mengandung makna bahwa persatuan tetap hidup dalam berbagai
bentuk, baik bersifat lokal maupun bersifat nasional.
4. Kerakyatan yang
dipimpin oleh rakyat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yaitu
prisnsip yang berisi tuntutan untuk bersesuai dengan hakekat “Rakyat”, yang
mengandung makna bahwa marsyarakat Indonesia terkenal dengan kehidupan yang
rukundan saling menolong.
5. Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia adalah prisnsip yang berisi tuntutan untuk
bersesuai dengan hakekat “Adil”, yang mengandung maksa bahwa unsur sosial lebih
menonjol dari unsur individu.
6. Bahwa indonesia
memiliki bhineka tunggal ika yg berbunyi " walaupun berbeda-beda namun tetap
satu jua" yang artinya walaupun kita berbeda suku dan agama tapi kita
tetap bersatu
+ komentar + 3 komentar
bagus, saya jadi tau dasar-dasar yang ada di pancasila
terima kasih, atas supportnya
test
https://cdn.brilio.net/news/2015/09/08/16671/49319-1000xauto-sniper-.jpg
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan benar. komentar yang dianggap SPAM akan segera dihapus